Saat ini sedang ada sorotan terhadap kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013.Kurikulum tersebut dinilai menyiksa siswa.Saya memang tidak terkena dampak Kurikulum 2013 karena saya menjadi angkatan generasi terakhir Kurikulum KTSP.Namun melihat banyak sorotan dan "kemarahan" murid di media sosial saya jadi ikut prihatin.Mungkin sebagai murid saya memiliki beberapa harapan dan keinginan untuk pendidikan di Indonesia.
Berikut ini harapan saya untuk kurikulum di masa depan,terutama untuk kurikulum di Sekolah Menengah Atas
1.Guru Tidak Boleh Memberi PR dan Tugas Rumah
Pemerintah sebenarnya telah menentukan jam masuk sekolah dan jam pulang sekolah.Tentunya jam-jam tersebut sudah diperhitungkan sesuai kemampuan murid. Tapi ternyata sepulang sekolah murid masih disibukkan dengan tugas dari guru.Akibatnya banyak waktu tersita hanya untuk mengurusi tugas sekolah. Mungkin ada yang berpendapat lebih baik mengurusi tugas sekolah dibanding bermain-main tidak jelas.Bagi yang berpendapat seperti itu mari baca sampai akhir.2.Pelajaran Disederhanakan
Materi pelajaran di Indonesia sepertinya terlalu rumit.Banyak hal yang tidak penting di masa depan namun diajarkan.Misalkan saja pelajaran Pkn.Pelajaran tersebut sejatinya adalah pelajaran untuk mengenalkan cinta tanah air.Namun ternyata di buku Pkn isinya terlalu banyak dan guru juga menyuruh murid agar hafal semua.Ingat murid bukanlah komputer.Sebaiknya dipilih dan dipilah pelajaran mana yang harus dipelajari serius dan bersifat wawasan.Pelajaran yang bersifat wawasan jangan diwajibkan murid harus hafal semua.Namun diambil intisarinya agar bermanfaat di kehidupan.Misal pelajaran yang bersifat wawasan Pkn dan Sejarah.Namun bukan berarti hanya pelajaran tersebut yang harus disederhanakan,namun materi pelajaran lainnya harus dipilih mana yang berguna untuk masa depan murid.
Dengan sederhananya pelajaran maka murid punya kesempatan untuk mengembangkan ide-ide kreatifnya.
3.Efisien dan efektif
Penyampaian dalam sekolah sepertinya kurang efisien dan efektif.Terbukti dengan munculnya banyak lembaga bimbingan belajar.Itu membuktikan bahwa murid sebenarnya tidak cukup menyerap ilmu di sekolah.Apakah karena waktunya sekolah kurang ? tentu tidak .Namun karena guru sibuk memberi tugas dan murid sibuk menyelesaikannya.Ini berbeda dengan bimbingan belajar atau les . Sang pengajar memberi kan ilmu , memberikan soal , mengajarakan penyelesaiannya ,selesai .Namun kenapa metode ini tidak diterapkan sekolah ? Tanyakan pada pembuat kurikulum.
4.Jadilah Adil
Selama ini kurikulum di Indonesia terlihat berpihak pada murid yang bercita-cita sebagai dokter, pagawai swasta , pegawai negeri dan sebagainya.Namun kurikulum tidak berpihak pada murid yang bercita-cita sebagai pengusaha atau wirausaha.Bagi murid yang bercita-cita seperti itu tentunya harus membuat usaha kecil-kecilan sedini mungkin,Namun itu akan terganggu dengan banyaknya tugas yang harus dikerjakan di rumah.Akibatnya muncul pepatah "kalau mau jadi pengusaha jangan sekolah ".Padahal itu tidak benar.Seharusnya kurikulum dibuat dengan adil .Murid-murid diajarkan untuk mengerjakan tugas (itu sebagai latihan jika dia bercita-cita sebagai pegawai , banyak diperintah atasan) namun ingat bukan tugas di rumah. Selain itu murid diajarkan berwirausaha.
Itulah tujuan kenapa murid harus diberi banyak waktu luang dan pikiran yang "luang" juga.Sepertinya diajarkan berwirausaha akan lebih menyenangkan bagi murid karena akan menghasilkan uang dan bisa membantu orang tua.
Pemerintah menyiapkan dana untuk modal siswa membuka usaha kecil-kecilan.Mungkin memang mengeluarkan dana yang tidak sedikit namun itu dapat disiasati tentunya oleh pemerintah.Lagipula pada akhirnya dengan munculnya wirausaha dan pengusaha baru akan memajukan ekonomi Indonesia.
Baca Kak Seto : Kurikulum 2013 Cetak Calon Psikopat
Baca Indonesia Butuh 4,1 Juta Wirausaha Baru
No comments:
Post a Comment