Haji Lulung menjadi tokoh yang namanya paling sering muncul di media sosial .Diawali dengan perseteruan dengan Ahok,kepopuleran Haji Lulung berlanjut di dunia meme atau gambar komedi di media sosial.
Namun perlu diketahui Haji Lulung memiliki kisah perjuangan yang patut diacungi jempol.Mungkin kisahnya kalah dibanding meme yang dibuat orang-orang untuk melucu tapi kisah ini perlu diketahui apalagi oleh kalian yang suka membuat meme Haji Lulung.
Lahir di Jakarta, 4 Juli 1959 atau sehari sebelum dikeluarkannya Dekret Presiden yang berisi pembubaran Badan Konstituante hasil Pemilu 1955 dan penggantian Undang Undang Dasar dari UUD Sementara 1950 ke UUD 1945. Ayahnya bernama, (alm) Ibrahim Tjilang, purnawirawan TNI dengan pangkat terakhir pembantu letnan satu. Diberi nama Abraham karena ayahnya mengidolakan mantan Presiden AS, Abraham Lincoln. Haji Lulung merupakan anak ke-7 dari 11 bersaudara.
Sejak kecil, ia sudah menghadapi pahitnya kehidupan. Pada tahun 1975, saat ia berusia 16 tahun atau masih sekolah SMP, ditinggal wafat ayahnya.
“Bapaknya adalah tentara BKR/TNI yang hidupnya sederhana sehingga ketika wafat, tidak meninggalkan banyak harta. Hal ini membuatnya harus membantu ibunya mencari nafkah untuk menghidupi delapan saudaranya yang masih ada dari sebelas saudaranya. Ibunya yang menjadi single parent hanya ibu rumah tangga yang masih memiliki keturunan dari KH Abdullah Syafiie, pendiri Perguruan Islam Asy-Syafiiyyah.” Demikian ditulis pada jakarta.go.id.
Lebih lanjut ditulis pada situs itu, “Ia membantu mencari nafkah untuk ibu dan saudara-saudaranya dengan mengumpulkan sampah pasar, berupa plastik, karung, kardus dan per untuk ngebal. Dikarenakan ia tinggal di dekat pasar, maka ia mencari uang di pasar. Kehidupannya sedikit mulai sedikit berubah ketika ada perluasan Pasar Kebon Dalem (1976), ia sudah menjadi bos barang bekas. Dikarenakan harus bekerja, ia harus meninggalkan sekolahnya selama tiga tahun untuk bertahan mencari uang. Pada tahun 1978, ketika ia sudah memiliki kemampuan, ia melanjutkan kembali sekolah ke STM di YPMII di daerah Pasar Jum at (sekarang sekolah itu sudah tidak ada lagi).”
“Melihat perkembangan pasar semakin berkembang, ia memiliki pemikiran sejak masih SMP untuk membuat cara bagaimana mendapatkan satu persen dari peredaran uang di Pasar Tenabang (Tanah Abang).” Tulis lagi situs tersebut.
Sekarang Haji Lulung sudah menjadi pengusaha sukses.Padahal dulu sempat menjadi pemulung kardus dan barang bekas lainnya.
Usaha yang dijalani Haji Lulung ada beberapa.Di Tanah Abang, dia menjalankan usaha jasa pengamanan, perparkiran, hingga penagihan utang. Perusahaannya bernama PT Putraja Perkasa, PT Tirta Jaya Perkasa, koperasi Kobita, PT Tujuh Fajar Gemilang, dan PT Satu Komando Nusantara.
Namun perlu diketahui Haji Lulung memiliki kisah perjuangan yang patut diacungi jempol.Mungkin kisahnya kalah dibanding meme yang dibuat orang-orang untuk melucu tapi kisah ini perlu diketahui apalagi oleh kalian yang suka membuat meme Haji Lulung.
Haji Lulung alias Abraham Lunggana
Lahir di Jakarta, 4 Juli 1959 atau sehari sebelum dikeluarkannya Dekret Presiden yang berisi pembubaran Badan Konstituante hasil Pemilu 1955 dan penggantian Undang Undang Dasar dari UUD Sementara 1950 ke UUD 1945. Ayahnya bernama, (alm) Ibrahim Tjilang, purnawirawan TNI dengan pangkat terakhir pembantu letnan satu. Diberi nama Abraham karena ayahnya mengidolakan mantan Presiden AS, Abraham Lincoln. Haji Lulung merupakan anak ke-7 dari 11 bersaudara.
Sejak kecil, ia sudah menghadapi pahitnya kehidupan. Pada tahun 1975, saat ia berusia 16 tahun atau masih sekolah SMP, ditinggal wafat ayahnya.
“Bapaknya adalah tentara BKR/TNI yang hidupnya sederhana sehingga ketika wafat, tidak meninggalkan banyak harta. Hal ini membuatnya harus membantu ibunya mencari nafkah untuk menghidupi delapan saudaranya yang masih ada dari sebelas saudaranya. Ibunya yang menjadi single parent hanya ibu rumah tangga yang masih memiliki keturunan dari KH Abdullah Syafiie, pendiri Perguruan Islam Asy-Syafiiyyah.” Demikian ditulis pada jakarta.go.id.
Lebih lanjut ditulis pada situs itu, “Ia membantu mencari nafkah untuk ibu dan saudara-saudaranya dengan mengumpulkan sampah pasar, berupa plastik, karung, kardus dan per untuk ngebal. Dikarenakan ia tinggal di dekat pasar, maka ia mencari uang di pasar. Kehidupannya sedikit mulai sedikit berubah ketika ada perluasan Pasar Kebon Dalem (1976), ia sudah menjadi bos barang bekas. Dikarenakan harus bekerja, ia harus meninggalkan sekolahnya selama tiga tahun untuk bertahan mencari uang. Pada tahun 1978, ketika ia sudah memiliki kemampuan, ia melanjutkan kembali sekolah ke STM di YPMII di daerah Pasar Jum at (sekarang sekolah itu sudah tidak ada lagi).”
“Melihat perkembangan pasar semakin berkembang, ia memiliki pemikiran sejak masih SMP untuk membuat cara bagaimana mendapatkan satu persen dari peredaran uang di Pasar Tenabang (Tanah Abang).” Tulis lagi situs tersebut.
Sekarang Haji Lulung sudah menjadi pengusaha sukses.Padahal dulu sempat menjadi pemulung kardus dan barang bekas lainnya.
Usaha yang dijalani Haji Lulung ada beberapa.Di Tanah Abang, dia menjalankan usaha jasa pengamanan, perparkiran, hingga penagihan utang. Perusahaannya bernama PT Putraja Perkasa, PT Tirta Jaya Perkasa, koperasi Kobita, PT Tujuh Fajar Gemilang, dan PT Satu Komando Nusantara.
No comments:
Post a Comment